DESA WISATA NGAWEN


Created At : 2016-06-19 12:25:58 Oleh : Potensi Pariwisata Dibaca : 2622
DESA WISATA NGAWEN




Candi Ngawen

Candi Ngawen merupakan peninggalan bersejarah dari jaman kejayaan Agama Budha  sebagai cagar budaya terletak  disebelah selatan kota Kecamatan Muntilan ± 3 (tiga) kilometer dan dapat ditempuh dengan kendaraan kurang lebih 10 menit dari  jalan Pemuda Muntilan.

Candi Ngawen sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada masyarakat baik lokal maupun mancanegara sebagai bukti kebesaran bangsa Indonesia pada jaman itu yang sudah bisa membangun sebuah bangunan dengan konsturksi yang sangat baik dengan perpaduan antara estetika religi dan seni yang adiluhung.


Candi Ngawen dilihat dari udara merupakan bukti dari tingkat estetika kebudayaan yang tinggi, terbukti dari segi penataan lingkungan dimana keberadaan candi Ngawen yang dikelilingi persawahan yang subur, yang di ditengahnya terdapat jalan sebagai akses untuk keluar masuk dari dan ke luar desa serta berdekatan dengan subuah sungai besar dengan air yang jernih dan tidak terlalu deras sehingga sangat baik untuk kegiatan outbond maupun kegiatan-kegiatan edukatif  pengenalan dengan alam disamping sebagai sumber irigasi yang mengaliri sawah-sawah disekitarnya.


Jalan-jalan disekitar candi Ngawen yang masih asri dan sejuk dinikmati dengan udara persawahan yang masih segar dan belum tercemar.
Jalan ini merupakan jalan penghubung antara beberapa desa yang ada dikecamatan Muntilan yang direncanakan sebagai jalan poros penghubung wisata dari candi Prambanan  lewat candi Ngawen ke candi Borobudur.
Bisa kita lihat dikanan kiri jalan masih banyak pohon kelapa dipematang-pematang sawah sehingga menambah keasrian dan kesegaran udaranya disamping sawah-sawah yang menghijau subur.


Andong

Andong merupakan sarana transportasi masyarakat desa Ngawen berupa kendaraan roda dua yang ditarik oleh seekor kuda sebagai sarana transportasi asli yang sudah ada di desa Ngawen sejak jaman penjajahan Jepang dan dikelola secara turun temurun dari suatau keluarga yang ada dusun Nganten desa Ngawen.
Sampai saat ini andong masih merupakan sarana transportasi yang digunakan oleh masyarakat desa Ngawen untuk ke pusat kota kecamatan, ke pasar dan sering digunakan sebagai sarana pawai dalam beberapa acara seperti khitanan masal, arak-arak mustoko dan acara masal lainya.

Kebon Bambu

Desa Ngawen juga masih banyak memiliki kebun-kebun bambu yang tersebar di setiap dusun,  aset tersebut harus mendapat perhatian dari pemerintah baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten.
Bambu merupakan aset yang sangat besar untuk menambah pendapatan warganya apabila dikelola dan dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan kerajinan, soufenir tentunya dengan bimbingan dan pelatihan yang di berikan oleh pemerintah dan dikelola secara baik dan benar.

Kali Blongkeng

Desa Ngawen terletak di sebelah Timur Laut dari Maghnit wisata di Kabupaten Magelang yaitu Candi Borobudur dengan jarak ± 2,5 Km dan dapat deitempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit.
Letak Desa Ngawem berbatasan dengan kecamatan Salam yang di batasi oleh sungai yang besar dan aliranya jernih sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tujuan wisata seperti rafting, outbond dan pancingan.
Selama ini sungai Blongkeng hanya dimanfaatkan sebagai sarana pengairan/irigasi saja sehingga kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun pemerintah.

Kali Kebo

Dibagian timur wilayah desa Ngawen terdapat kali yang membelah dari utara sampai selatan yaitu kali Kebo yang selama ini dimanfaatkan sebagai pengairan saja dan bahkan kesadaran penduduk tentang kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah masih kurang sehingga kali-kali yang ada sering digunakan sebagai tempat untuk membuang sampah.
Kali Kebo selama ini juga sebagai tempat pemancingan alami oleh masyarakat, cuman sayangnya masih ada orang yang tidak bertanggungjawab mencari ikan dengan di setrum.

Semilir

Disebelah utara Desa Ngawen perbatasan dengan Desa Keji dan Desa Gunungpring  terdapat kolam pemandian umum dan pemancingan ikan yang apabila ditata dan dikelola secara baik dengan sentuhan sentuhan seni tentunya akan mendatangkan banyak duit karena tempatnya yang sejuk dan tenang karena di alam bebas di tengah-tengah persawahan juga letaknya yang strategis di jalur antar desa dan jalur menuju pusat kota kecamatan dan pasar Muntilan.


Showroom

Show Room dibangun rencananya untuk menampung dan memasarkan hasil usaha kecil dari warga yang ada di desa Ngawen dan sekitarnya, masih perlu banyak sentuhan-sentuhan dan pembenahan serta suntikan modal untuk operasionalnya.
Hal tersebut kedepan bisa dijadikan salah satu unit usaha untuk menopang berdirinya BUMDesa yang akan segera direalisir pembentukannya oleh Musyawarah Desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan menambah Pendapatan Asli Desa Ngawen.

Doran is Garan Pacul

Dusun Clapar merupakan dusun pengrajin  “ Doran “  yaitu garan Cangkul yang bahanya dari pohon Aren atau Kolang-kaling.
Dusun Clapar terletk di tengah tengah Desa Ngawen yang sebagian besar penduduknya sebagai pengrajin doran yang turun-temurun, uniknya mereka membuat doran tanpa mal atau sketsa tapi bentuknya bisa sama persis dari ukuranya, lekuk dan bentuk dari ujung sampai pangkalnya.


Lapangan Desa Ngawen

Untuk kegiatan olahraga warga dan anak sekolah yang ada di desa Ngawen  dilaksanakan di lapangan desa yang letaknya disebelah jalan menuju kecamatan Muntilan yang di dekatnya terdapat Puskesmas Pembantu yang setiap saat siap untuk membantu layanan kesehatan masyarakat.
Setiap hari raya Islam lapangan desa juga di gunakan untuk sholat Ied yaitu pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, juga digunakan untuk arena bermain anak-anak sepulang sekolah.


Ijo Royo-royo

Penduduk Desa Ngawen yang sebagai besar petani masih menjaga kelestarian alamnya mereka dengan tekun mengolah sawah dengan hati yang gembira dan pikiran yang bersih, mereka juga sadar bahwa diwilayah Desa Ngawen harus ada kawasan sawah lestari untuk menjaga kesejukan dan udara yang bersih yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan ini.
Hati dan pola pikir petani yang belum tercemari dengan korupsi, dan gaya hidup yang neko-neko perlu dilestarikan dan bila perlu dicontoh dan ditauladani bagi kehidupan ini.


Angon Bebek

Masyarakat Desa Ngawen yang sebagian besar penduduknya petani juga sebagai peternak bebek tradisionla yang tersebar di semua dusun desa ini. Mereka pelihara bebek dengan cara di ngon yaitu dilepas ditempat pangonan di sawah-sawah yang habis dipanen secara berkelompok dan berpindah-pindah dari satu lokasi kelokasi yang lain dan setelah kenyang dibawa pulang kekandang masing-masing.


Ciblon


Terletak di sebelah barat Desa Ngawen terdapat kolam pemandian umum yang beranama Ciblon tepatnya di dusun Citromenggalan yang berbatasan dengan Desa Keji. Tempatnya mudah ditemukan karena terletak di tepi jalan penghubung antar Desa Nawen ke Desa Keji dan ke Desa Congkrang.
Sangat tepat untuk rekreasi bersama anak dan keluarga karena disana juga disediakan makanan dan jajanan untuk anak-anak.

Jurug Peninggalan Kyai Raden Santri

Letaknya di Dusun Kolokendang Desa Ngawen terdapat situs peninggalan wali songo yaitu kolam pemandian dan tempat wudlu dari mata air tanah peninggalan sejarah dari Kyai Raden Santri yang dimakamkan di Gunungprung Muntilan.
Airnya sangat jernih sehingga ikan ikan yang berwarna-warni tampak dengan jelas dilihat dari atasnya. Uniknya debit airnya tidak pernah surut walaupun di musim kemarau panjang dan rasa airnya sangat tawar agak manis jernih dan sangat sejuk apabila untuk mandi dan menyehatkan badan.

Warung Kuliner

Warung kuliner yang menyajikan masakan khas disajikan dengan gaya dan background alam terbuka berupa persawahan menjadikan kita menyatu dengan alam dan semakin bisa mengagumi dan menghargai ciptaan Tuhan sehingga kita menikmati kuliner yang ada benar-benar berkah dan menyehatkan badan.

Megawe

Nyingkal adalah salah satu proses pengolahan tanah sawah yaitu bagian dari megawe, megawe sendiri terdiri dari beberapa bagian atau proses dari awal yaitu, ngluku atau nyingkal yaitu proses membalik tanah untuk selanjutnya di garu yaitu proses melembutkan tanah yang akan ditanami padi.

Jemunak Kemiriombo

Jemunak   adalah   makanan   tradisional   yang   asalnya   dari   keraton Yogyakarta,  biasa  disajikan  pada  waktu Ta’jil untuk mengawali berbuka puasa. Jemunak  terbuat dari  bahan Ketela rambat yang dicampur dengan tepung ketan dan  santan  kelapa  sehingga yang dibumbui dengan rempah dan gula asli tanpa pewarna  dan  bahan  pengawet  sehingga  menghasilkan  aroma  dan  rasa  yang khas dan tiada duanya.



Festival Film Dokumenter


Salah satu ajang promosi dari Progarm Desa Wisata Mandiri Berbasis alam Desa Ngawen bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magelang mengadakan Festival Pembuatan Film Semi Dokumenter dengan mengangkat tema sekitar candi Ngawen, dari sejarah, pemanfaatan oleh masyarakat serta rencana pemerintah desa kedepan mengeksploitasi potensi yang ada di desa Ngawen ini untuk dikemas menjadi aset desa yang layak untuk dijual dalam kemasan desa wisata mandiri berbasis alam.


Pameran Makanan Tradisional

Desa Ngawen sering mengikuti Pameran dan temu usaha industri pengolahan makanan tradisional hasil dari home industri rakyat seperti, peyek cethul, tempe kedelai, jenang krasikan, jemunak, ongol-ongol, peyek pare dan masih banyak lainya.
Gambar diatas salah satu dokumen ketika desa Ngawen mengikuti Pameran dan Temu usaha makanan tradisional di hotel Artos Mertoyudan Magelang.

Sumber : Pemdes Ngawen.
GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara